Sabtu, November 20, 2010

Teknologi LED Lampu hemat energi di Monitor LCD

Trend mutakhir dalam teknologi peralatan elektronika adalah perangkat yang semakin tipis, monitor yang semakin jernih dan harga yang semakin murah. Hingga saat ini teknologi display kristal cair atau LCD masih merajai pasaran perangkat elektronika visual, baik itu televisi, monitor komputer hingga ke monitor ponsel. Namun para peneliti tetap tertantang untuk mencari teknologi layar monitor yang murah, hemat energi dan lebih fleksibel dibanding teknologi LCD yang disebut LED organik atau OLED. Penelitian layar diode dari elemen organik OLED mulai digiatkan tahun 1987 oleh perusahaan Kodak dari AS. Namun baru tahun 1990 pemanfaatan LED organik benar-benar diteliti secara serius. Berbeda dengan diode dari bahan an-organik, diode organik atau disingkat OLED memiliki banyak keunggulan. Disebut diode organik karena lapisan yang digunakan merupakan ikatan organik, yang sesuai definisi ilmu kimia, adalah senyawa yang memiliki ikatan dengan unsur Karbon. Lapisan yang digunakan adalah polymer yakni rantai panjang unsur organik, yang dalam bahasa dagang disebut plastik. Namun OLED adalah plastik khusus yang bersifat semi-konduktor. Artinya jika dialiri arus listrik, plastik memancarkan cahaya. Setelah cukup lama ujicoba plastik khusus ini dilakukan sepenuhnya di laboratorium, akhirnya sejumlah pabrik elektronika menyatakan teknologinya sudah cukup matang. Di masa depan, layar monitor dari plastik yang memiliki kejernihan tinggi, fleksibel hingga dapat digulung dan berharga relatif murah akan menjadi trend di pasaran elektronika. Artinya dibanding teknologi diode konvensional OLED menawarkan banyak keunggulan. Pakar fisika dari Universitas Köln di Jerman, Klaus Meerholz yang meneliti diode organik ini mengungkapkan berbagai keunggulannya : “Keunggulan lainnya dari OLED terutama lebih tipis serta lebih hemat energi dibanding display kristal cair-LCD, yang memerlukan pencahayaan di latar belakang. Sementara OLED memancarkan cahaya sendiri dan benar-benar hanya memancarkan cahaya yang dibangkitkannya.“ Teknologi dasar OLED tidak berubah sejak penelitian awal tahun 1987. Yaitu berupa lapisan unsur organik tipis beberapa nanometer yang memancarkan cahaya, yang disaputkan pada elektroda transparan berupa plastik khusus. Setelah itu di atasnya kembali dipasang lapisan elektroda kedua. Jika sandwich elektroda yang ditengahnya terdapat lapisan tipis elektro-luminisens itu dialiri listrik, maka elektroda dari plastik khusus akan bercahaya. Jika aliran listrik diputus, cahaya akan kembali padam. Teknologi OLED boleh disebutkan meniru alam, yakni dari kunang-kunang.


2 komentar:

Lampu Hemat Energi mengatakan...

Yoi, perkembangan teknologi semakin maju, tetapi semakin ramah lingkungan, 2 thumb up, untuk para pengembangnya.

nice artikel.
trims

Multiware Computer mengatakan...

Terima kasih atas kunjungan balik nya... mari kita jalin persahabatan...